Sabtu, 18 Oktober 2014

sembilan belas oktober

minggu ini cerah
cuaca yang indah untuk pergi ke gereja
semoga banyak dari kalian yang beruntung hari ini kawan

saya sekarang lebih sering menghabiskan waktu disini
sekedar untuk membuang waktu atau menuangkan kekosongan beberapa pekan terakhir ini
imajinasi saya sedang dalam fase kritis
ah, mungkin dia lelah karena saya forsir setiap malam
atau mungkin dia kehabisan obyek untuk dieksplorasi?
ah, dugaan saya yang terakhir itu saya rasa kurang tepat

saya tak tahu sudah berapa lama saya berkutat dengan perasaan ini
ya, beberapa hari terakhir ini saya berkutat dengan yang namanya perpisahan
well,saya harus menarik afas berat kalau membicarakan tentang hal yang satu ini

september dan oktober
bagi beberapa orang mungkin menjadi bulan yang bahagia, memorable.
sebagian ada yang merayakan kelulusan, menyandang status baru sebagai sarjana atau status baru sebagai istri orang
well, saya nggak ambil pusing tentang apa yang mereka alami
tapi apakah saya disini yang justru bersedih pada saat seharusnya semua orang berbahagia?.
saya memang aneh

sekarang saya akan mencoba mendeskripsikan maksud saya

banyak, sangat banyak hal yang saya tinggalkan
keluarga, teman, moment tertawa, moment kebebasan berkata, berfikir, moment bersama, moment dimana tidak ada rasa saling memiliki, moment tersenyum dengan tulus tanpa harus berfikir dahulu, moment menjajaki duia yang keras, moment berjuang dengan keras atau tidur di atas alas.
ah.
tunggu, saya ingin mengisap kopi saya dulu

kadang saya bertanya
kenapa manusia dan kejadian selalu datang dan pergi?
kenapa mereka tidak datang saja? kenapa ada fase yang bernama pergi?
kenapa ketika kita mendapatkan kebahagiaan, kita tidak bisa menyimpannya, mengumpulkannya hingga menghasilkan bertumpuk tumpuk kebahagiaan?

ah, saya ini ngomong apa.
sudah jelas dalam keyakian saya bahwa sesuatu berawal dari kata "tiada ke ada dan kembali ke tiada".

tapi saya ingin berbicara ini, ingin menyampaikan ini, ingin menulis ini:

setiap tawa dan bahagia yang kau dapatkan akan berimbang dengan banyaknya kesedihan dan kesepian yang menunggumu di ambang pintu

lantas apa yang harus saya lakukan?
apa saya harus menjalani hidup dengan datar.
bernafas, tidur, beraktifitas saja?
entahlah saya tidak tahu

sekali lagi saya sedang berbicara dengan tembok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar