Jumat, 02 Oktober 2015

sebelum saya lupa

beberapa jam yang lalu saya melihat sosok itu lagi
berbaju abu abu, tampak sangat sehat dan gagah
entah kenapa raga saya secara reflek memeluknya dengan sepenuh kerinduan, setengah ketidak sadaran, setengah kepedihan dalam hati
saya menghambur begitu saja dalam perut buncitnya, memeluknya dengan sangat erat
seakan tak mau melepaskan, tak mau kehilangan dia lagi
rasanya tetap sama, pelukannya tetap sehangat dulu
dan yang membuat saya sedikit berkaca kaca adalah saat dia balik memeluk saya
dengan kerinduan yang sama, saya merasakannya.
"anak cantik" serunya seperti dulu, yah.. dulu...
dikecupnya ujung kepala saya seperti dulu.
dia terasa dekat, sangat dekat
saya pejamkan mata saya erat erat.
tak mau kehilangan sedetik pun momen ini.

ayah.
terima kasih telah hadir beberapa detik, walau hanya dalam dunia isolasi