Minggu, 05 November 2017

tentang "kebijakan" baru

aku sedang emosi
aku tahu ini buruk dan aku harus segera berhenti
partikel partikel dalam otakku mulai protes akan 'kebijakan' baru
kusingkirkan tapi itu butuh waktu
sadar, yang aku butuhkan hanya kamu
aku ingin sekali lagi menikmati segelas es denganmu
kembali menghirup udara baru
membicarakan hal hal waras
menjadi waras dalam setiap ketidakwarasan
menelaah kepastian di setiap keragu-raguan
apa aku terlalu berlebihan?

-soe

aku tak muda lagi

pagi ini aku mengangkat kakiku
mengemasi sepatu, buku buku, kenangan masa lalu dalam kotak kaku
semua kumasukkan dalam tas ransel biru
aku tak tahu tempat mana yang akan kusinggahi nanti
pikiran pikiran busukku hanya inginkan pergi
mengayunkan kaki menjauhi segala resah hati
aku ingin bebas dari kamu, dari kalian
pilinan pilinan ini menyesakkan,ini sudah sangat keterlaluan
tapi kenapa aku harus terus berlarian dari keaadaan, kenyataan?
aku terdiam memandangi diri, aku sudah tak muda lagi
ini bukan waktunya untuk lari
semuanya harus aku hadapi.

-soe


Jumat, 15 September 2017

dibawah temaram lampu

tanganku ingin menuliskan sesuatu
tentang kamu
tapi logikaku kabur seperti pengecut
hatikupun tersenyum kecut
dan kini biarkan jari jariku penjadi penengah
antara hati dan logika

aku mencoba mengganggap segala sesuatu istimewa
apapun pasti menyimpan makna, acap dibalut kidung dan kisah
satu, dua, tiga, empat hingga belasan manusia lalu lalang di muka kedai kopi sore itu
aku memperhatikan mimik mereka satu persatu
kerutan kerutan yang sama.
garis garis bibir, dahi dan mata.
menyimpan sebuah kisah.
aku mencoba mentelaah, mencari cari kisah kisah dibalik garis kerutan
kebanyakan kisah karatan
kisah yang mereka anggap murahan dan berusaha keras mereka lupakan.
kubuka buku catatanku
mencatat apapun yang terlintas dikepalaku
tinta penaku mulai menggerutu
kucari pena lain dalam saku tasku
setelah kudapatkan penaku, mataku tertumbuk kembali pada buku catatanku
dan disanalah kamu
mengulurkan tanganmu, mengajakku menjauh

aku tak mau bercerita kisah tentang kita
karena setiap kisah punya akhir dengan caranya
dan aku tak mau memiliki kisah yang ada akhirnya
aku tak pernah ingin ada kisah yang berakhir di episode pertama
kalau boleh aku tak mau ada episode atau babak atau part atau apalah namanya
lantas apa namanya?
kisah tanpa titik koma?
atau kisah absurd yang tak ada ujungnya?
yang jelas dilakoni saja,
yang jelas disyukuri saja
toh semua da hikmahnya
semua ada ujungnya, pasti ada ujungnya

akhirnya, dibawah temaram lampu
aku menyerah pada muka teka teki yang membatu
aku membiarkan jarum panjang dan pendek berputar, berpisah, bersatu
aku hanya memandang acuh kalender berubah warna dari merah ke biru
satu persatu
muka muka penat menjejaliku dengan kisah mereka yang baru
nanti aku mau menulis buku
dan kupastikan tak satupun menyebut namamu

Rabu, 25 Januari 2017

???

Sang Maha Cinta membukakan mata
membalut luka luka
menghapus derita
mengajakku beranjak dari mendung yang menyakitkan
menolongku dari dahaga yang mencekik kerongkongan
membopongku dengan kedua tangan
membawaku pada alam yang berbeda
alam yang selama ini aku amat sangat buta
disanalah aku ingin berada selamanya.

duh, Sang Maha Cinta
betapa perih luka yang kuderita
betapa dalam borok dalam jiwa
betapa aku nelangsa
kedua tanganku merusak peta peta
yang telah Kau berikan sebelumnya
hanya karena satu atau dua urusan dunia
aku menggadaikan diadem dari Sang Maha Cinta
dan menukarnya dengan apapun yang fana

tanganku mencoba meraihmuMu gemetar
Oh, betapa lambatnya aku tersadar
terbuai dalam buaian gambar gambar
hingga aku lupa kepada siapa sebenarnya aku harus bersandar

-soe

Selasa, 24 Januari 2017

kaku

akhirnya kau pulang
saat petang mulai menjelang
tunggu tunggu ada sedikit yang kurang
kenapa matamu berkunang kunang
kenapa kehangatan tanganmu menghilang
 
aku tak bisa menyentuh ragamu
kau begitu terasa jauh
kau membawa sebagian diriku
menghilang perlahan dalam kabut semu
aku disini mematung, kaku !

-soe

Jumat, 20 Januari 2017

??

pagi ini bayangan itu datang lagi
melayang layang di dalam benak sanubari
memaksaku untuk berhenti
melangkahkan kaki,
menuju kamu yang perlahan pergi
menghilang dalam hiruk pikuk aktifitas pagi
yang sarat akan polusi

bayangan itu memukulku keras sekali
mengingatkanku akan kisah yang sekarang kulalui
tak membutuhkan kamu sebagai peran pengganti
atau sebagai cameo yang modar mandir, datang lalu pergi
jangankan sepatah atau dua patah kata berarti
bahakan siluetmu tak muncul sama sekali
kamu bentuk paten dari sebuah ilusi dan imajinasi

sudah sudah waktunya beranjak pergi
dari kisah kisah pengantar tidur kini dan nanti
Tuhan tak memerintahkanku untuk berhenti disini
memandangi ragamu yang sudah membeku, mati!
kubulatkan tekatku dalam hati
merelakanmu perlahan pergi
mengilang dalam dinginnya kabut pagi

-soe

Rabu, 11 Januari 2017

Lost in Blitar – love at the first sight



Eitsss, judulnya amat sangat feminine hahahahaha. Anyway, ini gak bahas sedikitpun masalah cinta lokasi atau cinta lama belum kelar atau apalah itu hahahah. Kali ini saya bakal cerita tentang pengalaman saya ke Blitar dan saya segera jatuh cinta pada kota ini.

Secara official saya sudah beberapa kali bertandang ke Blitar, kota tempat lahir Bung Karno, presiden pertama Indonesia yang kharismatik dan selamanya akan tetap menjadi tokoh kebanggan Indonesia.

Selasa, 10 Januari 2017

Blind traveller Semarang - part 2

are you ready for chapter 2
hahahahaha
jika kalian bosan, kalian boleh meninggalkan halaman ini kapanpun :)


24 Desember 2015

Kota Lama dan Gereja Belenduk - Pagi Buta


morning babe.. :)

Senin, 09 Januari 2017

Blind Traveller Semarang - Part 1



Hey ho!
Libur natal tlah tibaaa.
Waktunya mengambil cuti dan melarikan diri dari kesibukan. hahaaha.
oke mulai dari mana ini??
well, sebenernya pelarian saya ini tak terencana sedikitpun.
iseng waktu akhir November 2015 saya BBM chat dengan salah satu kawan sewaktu kuliah yang sama sama ektra terestrialnya.

Kamis, 05 Januari 2017

?

hari itu aku melihat banyak lampion dan beberapa lampu kota yang menghangatkan mata
cahaya oranye hangat membuat hati kecilku sedikit tersengat
entah kenapa ingatanku melayang pada tempat yang dulu pernah kusinggahi
aku sedang merindu, rindu akan beberapa bau
mungkin bau laut, airnya yang pasang dan surut serta ombaknya yang sahut menyahut
mungkin bau tanah, tanah pemakaman yang jalannya mulai kulupakan
mungkin bau kedamaian, yang dulu duluu sekali pernah dia janjikan
mungkin bau cat mengelupas dari stasuin tua yang sudah berubah rupa
mungkin bau manis hujan, diatas makadam yang kekeringan.
aku sedang merindu, rindu akan halaman halaman buku dalam memoriku
mungkin halaman tentang bapak, dan beratus ratus kisah bijak
mungkin halaman tentang ibu dan pangkuannya yang selalu menjadi rumahku
mungkin halaman tentang anak anak pelabuhan yang berjuang untuk sebuah kehidupan
mungkin halaman tentang dandelion layu karena kusimpan di dalam saku
mungkin halaman absurd yang sering kukumpulkan saat otakku sedang kusut
aku bertanya pada Tuhan, aku bertanya pada keadaan
aku bertanya makna kehidupan dan kenapa ada kerinduan
kenapa semuanya berputar putar dalam kepalaku kemudian bertabrakan
masih, masih tak jua kutemukan jawaban
lampion lampion berayun pelan
cahaya lampu kota mulai berhamburan tertutup dedaunan
aku mulai menggigil kedinginan
kurapatkan jaket dibadan
kususun fragmen fragmen yang mulai berantakan
kupasang potongan puzzle yang membingungkan
aku sadar aku takkan pernah menemukan jawaban
hanya saja aku harus menjalani semua dengan segenap keyakinan

-soe

Rabu, 04 Januari 2017

seperempat abadku

seperempat abad kumenunggu
kutajamkan indraku
kuhapali sekali bau busukmu
kupaham sekali suara bisingmu
dari jauh aku bisa segera tahu
sedikit sedikit kuhitung langkahku
bergerak menjauhimu
mungkin kau bukan penipu
mungkin kau bukan penjaja kisah klise dalam buku
tapi kau sumber segala rasa sakitku
kugumamkan pelan dalam pagi dingin yang beku
sudahlah, mungkin kau bukan seperempat abadku

-soe

tunggu aku

dimana akan kutemukan kamu
saat lilinku padam satu persatu
kucari kau dalam setiap halaman buku
namun yang ada hanya halaman beku
kucari kau dalam wajah asing setiap waktu
namun wajah wajah itu berubah membiru
dingin, sunyi, senyap, membatu
sudahlah, kunyalakan lampion baru
kuhirup bermacam macam bau
agar saat nanti kita bertemu
aku tak lagi merasa malu

-soe

bapak delapan tiga puluh

bapak delapan tiga puluh
setiap pagi menyapaku dari ringkihnya tubuh
bersembunyi dibalik becak dan menyeka peluh
hatiku terantuk batu dan mengaduh
mataku panas dan arogansiku pun runtuh
bapak delapan tiga puluh
terima kasih telah mengajarkanku
bahwa terik, lelah, dan hari yang berat bukanlah musuh
tolong simpan ini antara kau dan aku

-soe