Kamis, 28 Mei 2015

stasiun

hari ini, tangan tangan saya kembali menyentuh tempat yang sudah sangat lama saya tinggalkan
tidak, tidak, saya tidak melupakan tempat itu walaupun sudah lama tak saya sentuh atau hirup udaranya
ingatan itu masih tetap tinggal dan mungkin akan menetap dalam memori saya
dan mungkin ingatan itu akan hilang nanti bersama dengan hilangnya jiwa dalam raga saya.
baiklah, saya sekarang mencoba memejamkan mata.
betapa damainya, betapa tenangnya
bayangan nyata akan hiruk pikuk orang orang yang membawa banyak bawaan.
mengejar ngejar ketertinggalan kereta
bayangan desakan para penumpang yang mengantre di loket.
semua catnya biru, sejuk
tak ada pembatas antara loket, ruang tunggu dan rel kereta
semuanya masih simple, dalam artian peraturan
tapi rumit,dalam teknis pelaksanaan
dulu,,,
siapapun boleh duduk di kursi kursi besi berwarna biru nan dingin itu.
siapapun boleh dan bebas menikmati lalu lalang kesibukan orang lain
siapapun boleh menyinggahi tempat itu
mulai dari orang berseragam, berpangkat, penjaja makanan, tukang rongsokan, hingga gelandangan

mungkin hampir satu dekade saya tidak mengunjungi tempat ini
tak ada wartel yang dulu sarat pelanggan.
tak ada warung warung nasi penjual makanan tradisional nan legit
tukang becak pun dilibas
toserba yang dulu menjajakan berbagai jajanan favorit saya entah pergi kemana
toseba itu digantikan deretan deretan kursi baru bercat kuning
rel kereta pun dibatasi oleh pagar besi
tempat parkir becak digantikan oleh pot pot bunga berukuran raksasa
semuanya berubah
semuanya menghilang

saya tahu, saya tahu
mungkin memang terlihat rapi, robotik, sistematis
tempat itu lebih teratur, terjaga, tertata dan mungkin sempurna
tapi bagi saya tempat itu kosong, dingin.
layaknya Snow Globe
memang indah, tapi tak nyata.
tak ada mata mata yang memancarkan kehidupan, kesedihan, apalagi kebahagiaan. hampa.
dan saya pun kembali bertanya tanya
esensi kedamaian itu dimana?
ah, entahlah saya tidak mau menilai apapun dan siapapun.
saya menulis ini hanya karena saya sangat rindu
yah, rindu akan tempat yang menjadi saksi betapa aneh pertumbuhan saya
tempat yang mengajarkan saya banyak hal
tempat yang mempertemukan saya dengan banyak orang dengan banyak karakter
tempat yang mengasah hati saya

stasiunku, kini kamu rapih, bersih. tapi dingin dan kosong

Minggu, 24 Mei 2015

absurd

hari ini aku bermimpi kembali akan dunia dunia yang belum pernah aku singgahi.
kisah kisah akan malaikat dan kejahatan.
tawa lepas anak pinggir jalan
semuanya kembali menghantui hari hariku yang membosankan
aku ingin mengunjungi mereka tanpa merasa kelelahan
ingin kuceritakan kisah kisah masa kecil yang mulai pudar dari ingatan
ingin aku lukiskan wajah wajah lelah penuh peluh perjuangan namun bercahay kepuasan.
kenapa aku tidak pernah diberi kesempatan untuk menuliskan kisah kisah yang tak pernah terselesaikan dan menggantung dengan enggan di atas atap kehidupan.

tunggu aku akan menuliskan mimpi mimpiku sebelum aku benar benar lupa