Kamis, 04 Januari 2018

setua gini

Aku bingung bagian mana yang mau ku adukan. Aku tak tau katakata mana yang patut jd kutipan
Segede gambreng gini aku masih suka banget nangis dipojokan. Nyakar nyakar tembok, gigit bantal kalau lagi kesakitan
Masih suka nyarik Ibuk. Mas. Bapak, manjanya kebangetan. Ini seriusan!
Tapi aku suka jalan sendirian, bahaya tapi mendamaikan. Aku suka diasingkan, salahsatu yang menenangkan.
Aku suka sepi, duduk nyeruput kopi, walaupun sekarang itu sudah kukurangi. Lambungku menyuruhku untuk berhenti. Tapi kadang aku rindu setengah mati
Aku kadang suka menenggelamkan diri dalam kubangan kebohongan, pembenaran pembenaran versiku, kubangun tembok kokoh yang bakal susah disingkirkan
Setua gini aku masih nyari sosok dia dimana mana. Padahal aku tahu dia sedang mengawasiku dari balik pintu, depan jendela, aku tahu setiap hari dia menungguku pulang ke rumah. Rumah yang tak lagi sama
Setua gini aku masih penasaran ada apa dibalik cakrawala. Mungkin ada naga raksasa, atau manusia awan yang saling bertengkar dan menyebabkan hujan
Setua gini aku masih doyan kisahkisah konspirasi dan fiksi, salah satu yang bikin aku ketawaketawa sendiri
Setua gini dengan segala ketidakjelasanku aku mencoba menyatukan fragmen fragmen, petunjuk ini itu yang aku yakin sedang menuntunku pada sebuah harta karun. Hahaha
Kadang hidup memang selucu itu


-soe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar