Aku bingung bagian mana yang mau ku adukan. Aku tak tau katakata mana yang patut jd kutipan
Segede gambreng gini aku masih suka banget nangis dipojokan. Nyakar nyakar tembok, gigit bantal kalau lagi kesakitan
Masih suka nyarik Ibuk. Mas. Bapak, manjanya kebangetan. Ini seriusan!
Tapi aku suka jalan sendirian, bahaya tapi mendamaikan. Aku suka diasingkan, salahsatu yang menenangkan.
Aku
suka sepi, duduk nyeruput kopi, walaupun sekarang itu sudah kukurangi.
Lambungku menyuruhku untuk berhenti. Tapi kadang aku rindu setengah mati
Aku
kadang suka menenggelamkan diri dalam kubangan kebohongan, pembenaran
pembenaran versiku, kubangun tembok kokoh yang bakal susah disingkirkan
Setua
gini aku masih nyari sosok dia dimana mana. Padahal aku tahu dia sedang
mengawasiku dari balik pintu, depan jendela, aku tahu setiap hari dia
menungguku pulang ke rumah. Rumah yang tak lagi sama
Setua
gini aku masih penasaran ada apa dibalik cakrawala. Mungkin ada naga
raksasa, atau manusia awan yang saling bertengkar dan menyebabkan hujan
Setua gini aku masih doyan kisahkisah konspirasi dan fiksi, salah satu yang bikin aku ketawaketawa sendiri
Setua
gini dengan segala ketidakjelasanku aku mencoba menyatukan fragmen
fragmen, petunjuk ini itu yang aku yakin sedang menuntunku pada sebuah
harta karun. Hahaha
Kadang hidup memang selucu itu
-soe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar