Kamis, 04 Januari 2018

kopi 'pertama'ku

Aku sudahi sajak2 buluk filosofi2 basi dari kopi. Aku sudahi mendengarkan cerita2 menyedihkan yang sepotong demi sepotong disuapkan pada mulutku. Terlalu penuh.
Bagian paling bodoh yang kulakukan adalah memecahkan dan membenci cermin2, dulu mereka kusayangi. Aku membenci hal yang kuyakini selama ini. Apa apaan lagi ini?
Candaan paling tak lucu adalah aku mempercayai kamu yang bilang ada sianida dan potassium dalam cangkir kopiku. Aku membuang kopiku, kuisi dengan susu, supaya aku yang kecil sehat selalu (katamu)
Hari ini curi2 kusesap kopi 'pertama'ku. Kudengarkan celotehan baik-buruk, contoh ini-itu, kebanyakan aku menggerutu, kebanyakan pikiran sempitku mengesalkanmu. Intinya ujung rambut hingga ujung kakiku mengganggu pandanganmu. Lantas untuk apa aku tetap disitu?
Kopi 'pertama'ku membisikiku, melemparkanku jauh pada musik2 yang aku rindu. Menekan tombol 'play' pada videoplayer tentang mereka yang menerima dan tak menghakimi setiap inci kebodohan, kesempitan pola pikir, keanehan, ketidakwajaran, ke-konvensional-anku.
Kopi 'pertama'ku habis. Seperti kisah manismu dengan siapapun itu yang secara acak kau ceritakan padaku.
Kopi 'pertama'ku habis, aku ingin menangis.
Namun sekali lagi kau benar, kopi ini mungkin mengandung sianida. Tanganku mulai bergetar, cerita2mu menjadi samar. Hari ini (mungkin) bagian itu dalam diriku akan mati. Hari ini bagian lain dari diriku bangkit lagi.
Bagian dari diriku yang (mungkin) amat sangat kau benci.


-soe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar