Aku sudahi sajak2 buluk filosofi2 basi dari kopi. Aku sudahi
mendengarkan cerita2 menyedihkan yang sepotong demi sepotong disuapkan
pada mulutku. Terlalu penuh.
Bagian paling bodoh yang
kulakukan adalah memecahkan dan membenci cermin2, dulu mereka kusayangi.
Aku membenci hal yang kuyakini selama ini. Apa apaan lagi ini?
Candaan
paling tak lucu adalah aku mempercayai kamu yang bilang ada sianida dan
potassium dalam cangkir kopiku. Aku membuang kopiku, kuisi dengan susu,
supaya aku yang kecil sehat selalu (katamu)
Hari ini
curi2 kusesap kopi 'pertama'ku. Kudengarkan celotehan baik-buruk, contoh
ini-itu, kebanyakan aku menggerutu, kebanyakan pikiran sempitku
mengesalkanmu. Intinya ujung rambut hingga ujung kakiku mengganggu
pandanganmu. Lantas untuk apa aku tetap disitu?
Kopi
'pertama'ku membisikiku, melemparkanku jauh pada musik2 yang aku rindu.
Menekan tombol 'play' pada videoplayer tentang mereka yang menerima dan
tak menghakimi setiap inci kebodohan, kesempitan pola pikir, keanehan,
ketidakwajaran, ke-konvensional-anku.
Kopi 'pertama'ku habis. Seperti kisah manismu dengan siapapun itu yang secara acak kau ceritakan padaku.
Kopi 'pertama'ku habis, aku ingin menangis.
Namun
sekali lagi kau benar, kopi ini mungkin mengandung sianida. Tanganku
mulai bergetar, cerita2mu menjadi samar. Hari ini (mungkin) bagian itu
dalam diriku akan mati. Hari ini bagian lain dari diriku bangkit lagi.
Bagian dari diriku yang (mungkin) amat sangat kau benci.
-soe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar