Jumat, 18 Maret 2016

Masih disini

Delapan belas. Tiga. Dua ribu enam belas
Pukul berapa entah saya lupa
Yang jelas langit sudah berangsur angsur gelap
Matahari sudah terlelap dibalik mega mega memerah
Tapi saya masih berpelukan erat dengan kesibukan dan kelelahan.
Ditemani seorang kawan atau lebih tepatnya partner
Kami berdua tertawa dalam keresahan
Gelak kami beradu dalam kebingungan
Kami duduk di trotoar depan melihat hal hal yang tak ingin kami lihat
Makan tanpa tahu pasti apa yang kami makan
Entah itu rasa pedas, asin, ataupun manis
Lidah kami tak mampu mengenali rasa makanan.
Kebas oleh kebingungan
Namun kami masih bisa mentertawakan.
Hal hal yang sebenarnya membuat kami kesakitan.
Yah, kami masih disini
Masih berdiri tegak
Saat sinar surya mulai merangkak
Kami masih disini
Saat satu persatu makhluk egois pergi
Kami masih disini
Yah kami masih disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar