Rabu, 30 Juli 2014

penghujung juli

saya harus menulis ini, sebelum saya lupa
saya harus menulis ini, sebelum sang waktu menghapus ingatan samar saya
saya harus menulis ini, sebelum jejak di atas batu terguyur derasnya hujan
saya harus menulis ini, sebelum pikiran pikiran bodoh kembali telintas di benak saya

kemarin adalah perjalanan yang sangat membuka mata saya, menyadarkan saya tentang arti cinta yang sesungguhnya.
inilah yang dinamakan cinta
de javu
memang terlalu cepat saya menyimpulkan,
tapi saya tidak pernah seyakin ini. belum pernah sebelumnya.

bapak berambut putih itu
ah, kenapa saya jadi melow begini
tidak bisa saya pungkiri, dengan mengingat wajah bapak itu saja sudah membuat saya tercenung.
ketika beliau nyata ada dijangkauan penglihatan saya, saya hanya terdiam dan menganga
begitu miripnya, begitu identiknya.
tak hanya wajahnya, gerak-geriknya, sopan santunnya.
sama
bagaimana bisa ada orang yang begitu sama.
bagaimana saya bisa bertemu orang yang mengingatkan saya pada beliau yang terhormat?
gila, saya mulai mencari-cari alibi
saya mencari alibi, alasan pemuas hati.
saya memilih satu alibi yang paling bijak, setidaknya itu menurut saya.
saya terus memperhatikan Bapak itu, kemudian istrinya.
saya mencoba memahami tipe orang seperti apa mereka
dan satu kesimpulan kembali muncul
sama, lagi lagi sama.
saya mulai agak ternyuh,
ingin menangis, bukan bukan menangis sedih.
menangisi diri sendiri.
betapa butanya saya.

saya tetap menunggu.
apa yang terjadi selanjutnya
apa yang Tuhan coba sampaikan kepada saya.
tak lama, putri beliau datang.
sungguh saya lebih ternganga
kalau saya boleh menyimpulkan, putri beliau adalah fusi
fusi dari saya dan imajinasi aktif saya
benar benar identik, otentik, tak ada duanya

saya mulai paham
saya mulai mencerna kata-kata Tuhan melalui video baru ini
saya mulai lebih ikhlas
saya ikhlas
ikhlas saat melihat senyuman keluarga kecil itu
Bapak berambut putih yang bijak
Ibu yang cantik, lembut, baik hati. sungguh ibu yang sempurna
Putri yang cantik jelita, berambut hitam legam, bergaya bak srikandi kota.

saya sayang mereka.
inilah cinta yang sesungguhnya..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar