sembilanbelas duabelas duapuluhtiga
entah kenapa aku ingin menulis ini. mungkin sudah tidak bisa ditoleransi,
sejak entah berapa lama gelitikan gelitikan itu sering muncul di jari jemariku
menari nari dengan riangnya, meneriakiku dengan kerasnya, menertawakanku atau mengajakku tetawa?
jari jemariku sudah kaku, entah akan bertahan berapa lama lagi dia disitu
entah dia akan patah atau kembali seperti semula, aku tahu itu susah
jadi aku berdoa bagi yang pertama
tapi dengan sekuat tenaga, kupastikan ini itu baik baik saja
lenteranya kan tetap menyala meski gelap meraja
dandelionnya kan tetap menari di angkasa meski badai menerpa
padmanya kan tetap mengalir di sungai teduh yang sama, meski nanti memilih arus yang berbeda. tapi pasti baik baik saja
tunai janji bakti kata mereka
ini baktinya sebelum kaku merenggut seutuhnya dan membuatnya sirna
sirna adalah kemutlakan yang dinanti jari jemari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar