Minggu, 04 Desember 2016

lima desember

menyedihkan
post pertama saya di bulan desember tepat pada tanggal lima.
kebetulan lima desember tahun ini pun tepat pada hari senin
senin 5 desember
sempurna,
amat sangat sempurna untuk menitikkan air mata.

saya hanya bisa berharap
semoga Tuhan tidak bosan mendengarkan ratapan maaf saya karena berkali kali saya menitikkan air mata bodoh dan tak berguna

sedikit throwback,
lima tahun yang lalu.....


pagi masih buta, saya bersiap siap menenteng tas penuh barang barang yang saya persiapkan kemarin malam,
enggan rasanya hari ini saya kembali ke pulau pengasingan. entah kenapa.
saya ada jadual kuliah pukul 7 pagi, bertemu Bu Suci. dosen writing yang selama lima semester selalu menyapa kami pada jam pertama kuliah di hari senin.
saya masih ingat, hari itu saya mengenakan baju batik merah. batik khas madura (detail yang tak berguna)
saya berpamitan pada bapak yang bisa ditebak, masih tidur.
saya cium tangan beliau, berpamitan.
biasanya beliau selalu melanjutkan tidurnya setelah saya berpamitan.
tapi hari itu beliau duduk, melihat saya yang membawa segelas susu coklat dan sepotong roti.
beliau menemani saya sarapan.

tak ada yang aneh. saya menganggap biasa.

saya dijemput abang saya, pagi itu.
abang chikoets
berangkatlah kami berdua menuju pulau pengasingan.
ditengah jalan, turun hujan yang amat lebat
hujan di bulan desember
hingga kami naik di atas kapal pun hujan masih sangat deras,
membuat rasa malas saya meledak ledak. waktu itu saya merasa ingin pulang saja.

sesampainya di pulau madura, ajaib. hujan berhenti dan matahari bersinar dengan terangnya.
seolah olah langkah saya menuju tempat kost sangat dipersulit oleh Tuhan, ban motor kami bocor dan tak satupun tambal ban yang buka sepagi itu.
ingin rasanya saya pulang.
akhirnya abang memutuskan saya harus naik angkot agar tidak telat berangkat kuliah.

saya menghentikan sebuah angkot dan segera naik.
Tuhan pun nampaknya masih mempersulit tiap langkah saya kembali ke kost hari itu
macet panjang karena jalan diaspal.
setelah sekitar tigapuluh menit (perjalanan seharusnya sepuluh menit) sampailah saya di kost.

sekali lagi tak ada firasat buruk.
hanya saja mood saya yang buruk. saya malas melakukan apapun. tak ada daya.
jiwa saya terbang entah kemana
hati saya ingin sekali pulang.

hari itu kuliah sampai sore hari. ditutup oleh mata kuliah Phonology.
mata saya tak bisa lepas memandang luar jendela kelas,
memperhatikan daun yang terangguk angguk oleh angin.
tak sadar, tangan saya menulis sesuatu. tulisan saya berhubungan dengan "hijau, angin, terbang, damai"

kuliah yang melelahkan berakhir, saya pulang ke kost dengan sisa sisa semangat.
saya mengguyur badan saya dengan air dingin dan mengambil wudhu, menunggu sholat maghrib
nampaknya saya terlalu lama melamun dalam kamar mandi.
ketika kembali ke kamar ada telepon tak terjawab, belasan kali.
nomor bapak.
saya sms balik dan bapak telpon lagi

alih alih suara bapak, ternyata suara mas andry menanyai saya dijemput dimana
saya terkejut karena masih berfikir besok ada 2 kuis dan 1 persentasi kelas. saya tak paham, kenapa menyuruh saya pulang saat itu juga.
dengan terisak, saya masih mengingat jelas isakan dan suara mas andry yang tercekat berkata "bapak sudah berpulang"

tanpa pesan,
tanpa kata perpisahan
hanya kode kode yang diselipkan di beberapa perbincangan sore ringan yang sering kami lakukan.
hanya petunjuk petunjuk kecil yang beliau tinggalkan
hanya wejangan wejangan akan hidup yang belum saya mengerti sepenuhnya

bapak, lima tahun sudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar