Rabu, 11 Mei 2016

dua puluh delapan april

sudah kelima kalinya kuhabiskan dua puluh delapan april dengan penuh kebimbangan
tahun pertama masih diliputi kedukaan karena memang baru kehilangan
tahun kedua tentu masih sering menangis sendiran. sering duduk melamun menatap matahari sambil bertanya tanya, berandai andai, menitikkan air mata dalam kegelapan
tahun ketiga berusaha menghapus kesedihan, mencari kesibukan, sambil sesekali membayangkan kalau ada njenengan yang memeluk dan menyelamatkan saya dari kesendirian, keputusasaan.
tahun keempat mulai bisa sedikit tertawa, walau sebenarnya dalam hati sedikit merana. mulai sedikit fokus membahagiakan dia, satu satunya hal yang saya punya. mencoba berdiri diatas dua kaki, belajar memahami, belajar lebih mengerti
tahun kelima....
Seperti empat tahun sebelumnya
Tak ada kue kejutan, atau tangis haru karena doa yang kita lantunkan bersama.
Tak ada tawa tawa ringan yang akan selalu lia rindukan.
Tak ada kata bijak atau pesan simpel nan dalam setelah tiup tiup lilin.
bapak, sedikit demi sedikit saya sadar.
akan ada banyak, banyak sekali peristiwa penting dalam hidup saya nantinya yang terlewatkan tanpa njenengan.
tapi jauh dilubuk hati saya yang terdalam, saya tahu, njenengan tidak pernah pergi, njenengan selalu hadir dan ada di sekitar saya.
Saya tau njenengan masih membelai rambut saya saat saya tertidur pulas.
Bapak, kini lia berusaha memenuhi kotak kenangan lia dengan orang baru, peristiwa baru, harapan baru. Meskipun terkadang lia tak yakin dengan jalan yang lia ambil.
Hanya Tuhan Pak, tempat lia berbicara. Karena memang belum ada sahabat seperti njenengan yang mampu membuat lia bercerita panjang lebar.
Jangan kawatirkan lia pak, darah bapak mengalir dalam darah lia, lia pasti bisa.
Lia sudah tak manja, tak lagi mengadu pada ibu.
Lia sudah bisa melakukan banyak hal sendiri pak. Tak bergantung pada orang lain.
Lia sedang menjalani takdir. Lia hanya melakukan apa yang lia yakini.
Kini lia sangat gemar mendengarkan musik musik tua. lirik yang tak pernah tahu artinya apa.
Hanya saja, kedamaian selalu menyergap lia saat mendengarkan musik tua itu pak.
hehehe.. 
Bapak. Sehat selalu disana
Tunggu lia disana
Peluk cium dari anak perempuanmu satu satunya.
Selamat ulang tahun bapak .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar